Dialog Indonesia-Amerika Serikat tentang Keamanan Maritim di Laut Sulu-Sulawesi

Pada tanggal 23 April 2024, Perempuan Laut ID diundang untuk menjadi pembicara dalam acara Dialog Indonesia-Amerika Serikat tentang Keamanan Maritim

Pada tanggal 23 April 2024, Perempuan Laut ID diundang untuk menjadi pembicara dalam acara Dialog Indonesia-Amerika Serikat tentang Keamanan Maritim di Laut Sulu-Sulawesi. Acara ini dihadiri oleh U.S. Agency for International Development, Kementerian Kelautan dan Perikanan, Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Badan Riset dan Inovasi Nasional, Universitas Tennessee, Universitas Kristen Indonesia, dan Center for Advanced Defence Studies.

Laut Sulu-Sulawesi mencakup ~900.000 kilometer persegi di Indonesia, Malaysia, dan Filipina. Laut ini merupakan pusat keanekaragaman hayati laut yang menyediakan mata pencaharian, makanan, tempat tinggal, rekreasi, dan pengaturan iklim bagi ~40 juta orang yang tinggal di sepanjang pesisirnya dan di seluruh dunia. Laut juga merupakan jalur laut yang sangat strategis bagi rantai pasokan global dari dan ke Asia Timur dan Timur Tengah.

Namun, laut juga terancam oleh tindakan kriminal lintas batas, mulai dari perampokan kapal bersenjata, terorisme, hingga penangkapan ikan secara ilegal, tidak dilaporkan, dan tidak diatur (IUU). Penangkapan ikan yang berlebihan dan polusi di wilayah pembangunan pesisir menimbulkan tantangan serius bagi keamanan maritim di Laut Sulu-Sulawesi.

Oleh karena itu, pertemuan meja bundar multi-pemangku kepentingan ini mencari solusi keamanan maritim di berbagai aktor yang memajukan kebijakan holistik dan terintegrasi di Laut Sulu-Sulawesi, termasuk meningkatkan kemitraan Indonesia-AS.

Bersama-sama, kami mendiskusikan cara-cara untuk meningkatkan tata kelola sumber daya laut demi masa depan yang berkelanjutan.

Terima kasih kepada penyelenggara acara, yaitu Pusat Studi Amerika Universitas Indonesia, Indonesian Institute of Advanced International Studies, Wilson Center, University of Strathclyde, dan Hollings Center yang telah mengundang kami!

Other Storytelling

Discover our latest storytelling that explores the synergy between women’s empowerment and marine conservation.

“Kemanapun saya pergi, apapun yang saya lakukan, label perempuan adat selalu melekat pada saya, I’m proud menjadi perempuan adat” Latar belakang kehidupan

Indonesia, sebagai negara maritim, memiliki kekayaan hasil laut yang melimpah. Salah satu produk olahan ikan yang sangat populer di berbagai

Mari berkenalan dengan kak Ika… Ika Permatasari Olsen, biasa dipanggil Ika, adalah seorang pengembara gaya hidup yang tinggal di atas

Informasi Detil

Kirana Agustina

Kirana Agustina

Ocean Mama
Pendiri & Direktur Utama

Kirana memiliki latar belakang di bidang Ilmu Kelautan dan Lingkungan, Politik, dan Masyarakat, dengan fokus pada polusi plastik di laut.

Pada bulan Oktober 2019, ia berlayar bersama eXXpedition Round the World, sebuah tim yang seluruhnya terdiri dari perempuan yang mempelajari plastik di lautan. Ia adalah perempuan Indonesia pertama yang mengikuti perjalanan selama dua minggu melintasi Atlantik Utara dari Plymouth, Inggris, menuju Azores, Portugal, yang didukung oleh beasiswa dari International Maritime Organization.

Sebelum menempuh pendidikan pascasarjana, Kirana berpartisipasi dalam program United Nations-Nippon Fellowship pada tahun 2018 di Divisi Urusan Kelautan dan Hukum Laut di New York City. Ia kemudian melakukan penelitian tentang tata kelola laut di Australian National Centre for Ocean Resources and Security di Australia.

Sebelumnya, ia bekerja di Friends of Nature, People and Forests (FNPF), Kementerian Kelautan dan Perikanan, Sekretariat Regional Inisiatif Segitiga Terumbu Karang untuk Terumbu Karang, Perikanan, dan Ketahanan Pangan, dan World Resources Institute Indonesia.

Di waktu luangnya, Kirana senang bepergian, yoga, berenang, menyelam, dan mengunjungi kedai kopi lokal.

Detail Information

Kirana Agustina

Kirana Agustina

Ocean Mama
Founder & Managing Director

Kirana has a background in Marine Science and Environment, Politics, and Society, focusing on ocean plastic pollution.

In October 2019, she sailed with eXXpedition Round the World, an all-female crew studying ocean plastic. She was the first Indonesian woman to join a two-week journey across the North Atlantic from Plymouth, UK, to the Azores, Portugal, supported by a bursary from the International Maritime Organization.

Before her postgraduate studies, Kirana participated in the United Nations-Nippon Fellowship program in 2018 at the Division of Ocean Affairs and Law of the Sea in New York City. She then conducted research on ocean governance at the Australian National Centre for Ocean Resources and Security in Australia.

Previously, she worked at Friends of Nature, People and Forests (FNPF), Ministry of Marine Affairs and Fisheries, Regional Secretariat of the Coral Triangle Initiative on Coral Reefs, Fisheries, and Food Security, and World Resources Institute Indonesia.

In her free time, Kirana enjoys traveling, yoga, swimming, diving, and visiting local coffee shops.

Detail Information

Michela Irawan

Michela Irawan

Tuna Girl
Co-Founder

Michella began her career in 2009 by managing her family’s second-generation business in the fishing industry, which has been operational for over 30 years. Her efforts have been focused on implementing a zero-waste model, including the management of fishing vessels, cold storage facilities, and katsuobushi (dried and fermented tuna) manufacturing. In 2015, Michella’s involvement with NEXUS, a global network focused on social impact, sparked her realization that she could merge her professional work with her passion for the ocean. This marked the beginning of her journey as the “Tuna Girl” in 2017.